Haloo semua, nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012. Sekarang saya sedang kuliah di prodi S1 Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung. Postingan ini merupakan bagian dari mata kuliah KL 2105 "Bahan Bangunan Laut" dengan dosen Alamsyah Kurniawan, Ph.d
BAGIAN 1: PENDAHULUAN
SIKLUS MATERIAL
1. Penambangan (mining) : konsentrat
mineral
2. Peleburan
(smelting) : ingot log
3. Pembentukan (forming) : produk setengah
jadi
4. Pengerjaan (fabrication):produk jadi /
peralatan
5. Operasi
& perawatan :bangunan/ peralatan
jangan segera rusak
6. Korosi :
produk korosi kembali ke bumi siklus material
catatan:
-
pada setiap tahap diperlukan teknologi dan energi
Gambar 1.1. Siklus Material
MATERIALS THROUGH CIVILIZATION
Artinya penggunaan material-material logam berdasarkan era / periode kehidupan manusia.
Half
finished products :
1. Pelat (plate)
Gambar 1.2 Pelat
2.
Lembaran (sheet)
Gambar 1.3. Pelat
3.
Tube & Pipe
Gambar 1.4. Tube and pipe
4.
Profil struktur
Gambar 1.5. Profil struktur
5.
Kawat (wire) & kabel sling (wire rope)
Gambar 1.5. Kawat dan kabel sling
STANDAR DAN CODE
1. Material standards
2.
Product standards
3.
Design codes
4.
Manufacturing codes
5.
Inspection codes
6.
Operation & maintenance
7.
Codes
SAMPLE OF METALS MATERIAL STANDART
Browse all
standards relating to:
Production
of metals
Testing of
metals
Non- ferrous
metals
Iron and
steel
Products of
non- ferrous metals
Powder
metallurgy
Equipment
for the metallurgical industry
Key
standards:
BS EN
10305-1:2010
Steel tubes
for precision applications. Technical delivery conditions. Seamless cold drawn
tubes
BS EN
1982:2008
Copper and
copper alloys. Ingots and castings
BS EN
755-1:2008
Aluminium
and aluminium alloys. Extruded rod/bar, tube and profiles. Technical conditions
for
inspection and delivery
BS EN
10277-1:2008
Bright steel
products. Technical delivery conditions. General
BS EN
485-1:2008
Aluminium
and aluminium alloys. Sheet, strip and
plate. Technical conditions for
inspection
and delivery
BS 7371
-12:2008
Coatings on
metal fasteners. Requirements for imperial fasteners
STANDAR DAN CODE:
ASME, ANSI, API, ASTM, AISI, SAE
JIS
DIN
AFNOR
BS
SII
BAGIAN 2: ENGINEERING MATERIAL
LOGAM DAN PADUAN
Jenis:
- Baja
(steel): Baja karbon, Baja paduan
- Besi cor
(Cast Iron)
- Aluminium
& paduannya
- Tembaga
& paduannya: brass, bronze
- Titanium
& paduannya
- Superalloys: ni
-, Co
-, Fe
- Base
- Timah
putih -
Timah hitam & paduannya
SIFAT FISIK MATERIAL
• Titik cair
• Massa jenis
• Konduktivitas
panas
• Konduktivitas
listrik
• Koefisien
muai
• d s t
SIFAT MEKANIK MATERIAL
• Kekuatan luluh (Yield strength)
• Kekuatan tarik (Tensile strength)
• Perpanjangan (Elongation)
• Kekerasan (Hardness)
• Harga Impact
• Batas lelah (Fatigue limit)
• Batas mulur (Creep limit)
• Ketahanan aus
SIFAT KIMIA
MATERIAL
• Ketahanan
korosi sifat teknologi
SIFAT TEKNOLOGI
• Mampu cor
(Castability)
• Mampu
bentuk (Formability)
• Mampu las
(Weldability)
• Mampu keras
(Hardenability)
• Mampu mesin
(Machinability)
PENGUJIAN MEKANIK
Uji tarik
Uji lentur
Uji geser
Uji tekan
Uji keras
Uji impact
Uji fatigue
Uji creep
Uji aus
Pengujian korosi
PENGUJIAN DAN PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan
- Pemeriksaan
material
- Pemeriksaan komponen / peralatan
2. Tenik Pemeriksaan
- Merusak
(destructive): metalografi
- Tidak
merusak (non destructive): ndt / ndi:
a. visual
b. dye
penetrant
c. ultrasonic
d. x-ray
radiography
e. magnetic
particle
f. eddy current
g. infra
h. red
thermography
BAGIAN 3 : PENGUJIAN MEKANIK
Macam-macam
pengujian mekanik :
1. Uji tarik (tension test)
2.
Uji impak (impact test)
3.
Uji lelah (fatigue test)
4.
Uji kekerasan (hardness test)
5.
Uji mulur (creep test)
6.
Uji lentur (flexure tes7)
7.
Uji tekuk (bend test)
A.
Uji Tarik (Tension Test)
sifat mekanik
yang diperoleh dari pengujian tarik adalah:
• kekuatan tarik(tensile
strength)
•
kekuatanluluh(yield strength)
•
keuletan(ductility)
•
ketangguhan(toughness)
• modulus
elastisitas
A. UJI TARIK
Sample
UjiTarik
• Lokasi
pengambilan sample, bentuk, dan dimensi spesi menuji tarik harus mengikuti
standar, misalnyaJIS, ASTM
• Dimensi
utama dari sample uji tarik adalah:
Luas
penampang melintang awal= Ao
Panjang uji
awal (gauge length) = Lo
Gambar 3.1. Uji sample tarik menurut JIS
Gambar 3.2. Uji sample tarik menurut ASTM
Gambar 3.3. Uji sample tarik menurut JIS Z 2201
Gambar 3.4.Uji sample tarik menurut ASTM E-8
Gambar 3. 5. Uji sample kayu tarik menurut ASTM D 143
Beberapa Kesalahan pada Pembentukan Spesimen Pelat
Gambar 3.6.Beberapa Kesalahan pada Pembentukan Spesimen Pelat
Metoda
Pengujian
• Spesimen
uji tarik dijepit dikeduaujungnya dan ditarik dengan kecepatan konstan
• Akibat
tarikan tersebut, specimen akan bertambah panjang dengan pertambahan panjang
adalah∆L
• Akibat
pertambahan panjang yang terjadi pada specimen, maka load cell akan mencaat
reaksi berupa gaya tarik, P.
Dari kurva
tegangan-regangan teknis dapat diketahui beberapa sifat material, antara lain:
Kekuatan
tarik
Kekuatanluluh,
σy,sering ditentukan dengan metoda offset
Keuletan
material ditunjukkan oleh dua besaran yaitu : regangan pada titik patah, ef ,
atau
Reduksi
penampang
Modulus elastisitas material, E, ditunjukkan pleh
kemiringan kurva tegangan –regangan teknis di daerah elastis
E = tan α
Di Daerah
Elastis
• Tegangan
material sebanding dengan regangan yang terjadi
• HukumHooke
σ= E. E
Di Daerah
Plastis
• Deformasi
plastis terjadi bila tegangankerja melebihikekuatan luluh
σk > σ y
• Akibat
deformasi plastis, pada material
terjadiberubahan bentukyang permanen
• Material
akan patah bila tegangan kerjamelampaui tegangan ultimate
σk > σu
Faktor
Keamanan (Safety Factor)
Untuk Beban
Statis
• Menghindari Deformasi Plastis
•
Menghindari Kemungkinan Patah
Tegangan-Regangan
Sebenarnya (True stress-strain)
Kurva
tegangan-regangan sebenarnya sering didekati dengan menggunakanpersamaan
berikut:
σt = K εn
dimana
K = konstanta tegangan
n = exponen pengerasan-regangan
(strain
hardening exponent)
Ketangguhan (Toughness)
• Ketangguhan material ditunjukkan oleh energi yang mampu diserap material sampai
material patah
Gambar 3.6. Ketangguhan material
B. UJI IMPAK (
IMPACT TESTING)
• Pengujian
impak dilakukan untuk mendapatkan data
keuletan material atau ketangguhan
daerah lasan
• Spesimen
yang diberi takikan (notch) menerima beban tiba-tiba.
• Besarnya
energi yang digunakan untuk mematahkan
spesimen diukur
Gambar 3.7. Alat uji impak
• This
produces a graph of impact toughness for
the material as a function of
temperature.
• An impact
toughness versus temperature graph for a
steel is shown in the image.
•It can be
seen that at low temperatures the material is more brittle and impact toughness is low.
• At high
temperatures the material is more ductile and impact toughness is higher.
• The
transition temperature is the boundary between brittle and ductile behavior and
this temperature is often an extremely important consideration in the selection
of a material.
•Energi
untuk mematahkan spesimen diukur berdasarkan pada perbedaan energi potensial
dari bandul pemukul pada saat sebelum dan sesudah memukul spesimen
E=mg (a-b)
dimana:
E = energi untuk
mematahkan spesimen (joule)
m = masa bandul pemukul
g =
percepatan grafitasi
a = beda tinggi titik pusat masa bandul pemukul
ke spesimen saat sebelum memukul
b = beda tinggi pusat masa bandulsesudah memukul spesime.
C. UJI
KELELAHAN (FATIGUE TEST)
• Material
bila menerima beban dinamis kelakuannya tidak sama bila dibandingkan dengan kelakuannya
pada pembebanan statis
• Metoda Pengujian
Fatigue:
• Metoda fatigue lentur putar (Rotating Bending Fatigue )
• Metoda fatigue axial (Axial Fatigue)
• Pada mesin uji
fatigue lentur putar, beban yang diterima oleh spesimen adalah tegangan normal bolak-balik murni dengan rasio tegangan R=1.
• Besarnya tegangan
dan jumlah putaran, N, yang mampu diterima
oleh spesimen dicatat sebagai data pengujian
• Bila pengujian
fatigue dilakukan terhadap beberapa spesimen yang diberi tegangan berbeda-beda maka jumlah putaran
yang mampu diterimaoleh setiap spesimen sampai
patah akan berbeda pula.
• Pemetaan tegangan
sebagai fungsi dari jumlah putaran akan diperoleh kurva S-N.
•Kurva S-N
untuk material baja membentuk garis horisontal pada suatu beban tegangan tertentu
• Dibawah tegangan
ini secara teoritisbaja tersebut mampu menerima beban fatigue untuk selamanya tanpa
terjadi patah. Batas tegangan ini disebut
batas fatigue (fatigue limit).
•Sedangkan material
aluminium, tembaga, magnesium dan paduan tembaga memiliki kurva S-N yang terus menurun dengan naiknya jumlah putaran.
Material jenis ini tidak memiliki batas fatigue.
•Sebagai penggantinya
ditentukan suatu parameter yang disebut kekuatan
fatigue (fatigue strength), yaitu besarnya tegangan yang mampu diterima oleh material
untuk sejumlah putaran tertentu, misalnya 10°
.
Batas
fatigue dan kekuatan fatigue material bergantung
pada beberapa faktor antara lain:
• Ukuran komponen
•
Konsentrasi tegangan, misalnya adanya takikan
• Kekasaran permukaan
clan proses pengerjaan
• Tegangansisa
• Batas
fatigue dan kekuatan fatigue material bergantung
pada beberapa faktor antara lain:
• Ukuran komponen
•
Konsentrasi tegangan , misalnya adanya takikan
• Kekasaran permukaan
clan proses pengerjaan
• Tegangan sisa
Gambar3.8.Skema Mesin Uji Fatigue Lentur Putar
Gambar 3.9. Kurva S-N Aluminium dan baja karbon
Nice and very informative post....Is anyone is interested to buy the F372a Equipments? Then, I'm availabe here to help you... F372A Unipulse, is a digital indicator, it is used to display physical quantity like as torque, load and pressure. This Item is available at best price from the unipulseindia. Contact us and get the easy delivery.
ReplyDelete