Monday, 5 September 2016

Material Beton

Haloo semua, nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012. Sekarang saya sedang kuliah di prodi S1 Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung. Postingan ini merupakan bagian dari mata kuliah KL 2105 "Bahan Bangunan Laut" dengan dosen Alamsyah Kurniawan.

Pada kesempatan ini, saya akan membahas tentang beton. Kita semua tentu familiar dengan beton karena dapat kita temui di banyak tempat.

1. PERKENALAN BETON

    Beton adalah campuran pasir, kerikil atau batu pecah, semen, dan air. Komposisinya terdiri dari 3-6% udara, 10-12% semen, 14-18% air, 20-27%  pasir, dan 40-45 % agregat. Bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu pengerasan. Beton mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, dan kekuatan tarik yang rendah. Beton dapat retak karena adanya tegangan tarik akibat beban, susut yang tertahan, atau perubahan temperatur. 


2. BETON BERTULANG

  Selain beton, bahan yang sering digunakan dalam konstruksi adalah beton bertulang. Beton bertulang adalah kombinasi dari beton dan baja, dimana baja tulangan memberikan kekuatan tarik yang tidak dimiliki beton. Baja tulangan juga dapat memberikan tambahan kekuatan tekan pada struktur beton. Beberapa keuntungan memakai beton bertulang dibandingkan dengan beton biasa adalah :

  1.  Mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dibandingkan kebanyakan material lain. 
  2.  Cukup tahan terhadap api dan air.
  3.  Sangat kaku.
  4.   Pemeliharaan yang mudah dan relatif murah.
  5.   Umur bangunan yang panjang..
  6.   Mudah diproduksi, terbuat dari bahan-bahan yang tersedia lokal (batu pecah/kerikil, pasir, dan             air), dan sebagian kecil semen dan baja tulangan yang dapat didatangkan dari tempat lain.
  7.   Dapat digunakan untuk berbagai bentuk elemen struktur (balok, kolom, pelat, cangkang, dll).
  8.   Ekonomis, terutama untuk struktur pondasi, basement, pier, dll.
  9.   Tidak memerlukan tenaga kerja dilatih khusus.

   Namun selain keuntungan, pemakaian beton bertulang juga memiliki kerugian. Beberapa kerugiannya adalah :
 1.  Mempunyai kekuatan tarik yang rendah (berkisar antara 9-15% kuat tekannya) sehingga                     memerlukan baja tulangan untuk menahan tarik.
 2.  Memerlukan cetakan/bekisting serta formwork sampai beton mengeras, yang biayanya bisa cukup       tinggi.
 3.  Struktur umumnya berat karena kekuatan yang rendah per unit berat.
 4.  Struktur umumnya berdimensi besar karena kekuatan yang rendah per unit volume.
 5.  Properties dan karakteristik beton bervariasi sesuai dengan proporsi campuran dan proses mixing.  6.  Berubah volumenya sejalan dengan waktu (adanya susut dan rangkak).

    Kriteria-kriteria agar beton yang dihasilkan memiliki kualitas yang baik :
 a. Saat Beton Masih Basah (Fresh concrete / Beton segar)
 1.  Konsistensi campuran sedemikian sehingga adukan tsb dapat dipadatkan dengan mudah,
 2.  Adukan juga cukup kohesif untuk ditempatkan/dicor sehingga tidak terjadi segregasi (pemisahan        kerikil) yang berakibat pada saat beton tsb mengeras diperoleh beton yang tidak homogen.

 b. Saat Beton Sudah Kering (Hardened concrete) 
 1. Kekuatan tekan beton 
 2, Durabilitas beton tsb harus sesuai dengan yang disyaratkan. 


3. SIFAT MEKANIK BETON

Beberapa sifat mekanik beton yang akan dibahas adalah :
a. Kekuatan tekan
b. Modulus Elastisitas
c. Susut (Shrinkage)
d. Rangkak (Creep)
e. Kekuatan tarik


a. Kekuatan Tekan (FC')
      Kuat tekan beton hampir selalu dijadikan acuan dalam perencanaan suatu campuran beton. Masih banyak juga yang beranggapan beton dengan kekuatan tinggi pasti memiliki karakteristik lain yang baik juga, seperti misalnya durabilitas yang tinggi. Hal ini tidak sepenuhnya benar, karena durabilitas lebih ditentukan dari permeabilitas dan karakteristik selimut betonnya.  Walaupun demikian, kekuatan beton bisa memberi gambaran keseluruhan kualitas beton tsb karena kekuatan terkait langsung dengan struktur hidrasi dari pasta semennya. Kekuatan tekan beton juga merupakan elemen kinerja utama untuk perencanaan struktural.

     Kekuatan tekan beton ditentukan berdasarkan tes benda uji silinder beton (ukuran 15 x 30 cm) usia 28 hari. Kekuatan beton dipengaruhi oleh:
 Perbandingan air/semen (water/cement ratio)
 Tipe semen
 Admixtures/bahan tambahan
 Agregat
 Kelembaban selama curing/perawatan (yaitu: pada waktu beton baru saja mulai mengeras)
 Temperatur selama curing
 Umur beton
 Kecepatan pembebanan
Kurva Tegangan dan Regangan Beton

Kurva Tegangan dan Regangan Baja


Apa perbedaan sifat beton dan baja ?

1. Kurva tegangan regangan beton bersifat linier hingga 1/3 sampai 1/2 dari kekuatan tekan ultimate,     setelah itu kurva bersifat non linier
(Berbeda dengan baja)
2. Tidak terdapat titik leleh yang jelas, kurva cenderung smooth 
(Berbeda dengan baja)
3. Kekuatan tekan ultimate tercapai pada regangan sebesar 0.002 (Ingat! Regangan itu non                       dimensional!!!)
(Berbeda dengan baja) 
4. Beton hancur pada regangan 0.003 sampai 0.004. Untuk perhitungan, diasumsikan regangan               ultimate beton adalah 0.003 
(Berbeda dengan baja)
5. Beton mutu rendah lebih daktail dari beton mutu tinggi, yaitu mempunyai regangan yang lebih           besar pada saat hancur
(Sama dengan baja)



Dua faktor utama yang menentukan kekuatan tekan beton adalah: 

(1) perbandingan air semen (w/c ratio) dan 

(2) tingkat kepadatan/kekompakan beton.

Jika diasumsikan bahwa beton tidak memiliki masalah kekompakan/ kepadatan, maka faktor utama yang menentukan kekuatan beton adalah perbandingan air semen.



Kesimpulan :
  1. Semakin rendah nilai perbandingan air semen, semakin tinggi kekuatan beton, tetapi beton dengan nilai perbandingan air semen yang rendah tidak selalu memiliki kekuatan yang tinggi, karena pada nilai perbandingan air semen yang rendah, kekuatan beton lebih ditentukan dari jenis dan tingkat pemadatannya. 
  2. Untuk mengatasi kesulitan pengerjaan dan pemadatan campuran beton yang memiliki nilai perbandingan air semen yang rendah maka ditambahkan admixture (superplasticizer) yang bersifat menambah keenceran.
  3. Perbandingan air semen mempengaruhi struktur pori beton.
  4. Beton dengan w/c ratio yang rendah mempunyai poripori yang lebih kecil dibanding beton dengan w/c ratio yang tinggi. Pori-pori yang tinggi/besar akan mengurangi kekuatan tekan beton.
Beberapa jenis semen:
  1. Tipe I (semen biasa/normal): tidak memiliki karakteristik spesial, digunakan untuk konstruksi biasa 
  2. Tipe II (semen panas sedang): digunakan pada lingkungan yang terekspos sulfat dengan kadar yang sedang 
  3. Tipe III (semen cepat mengeras): digunakan ketika suatu struktur membutuhkan kekuatan awal yang tinggi. 
  4. Tipe IV (semen panas rendah): Digunakan untuk struktur yang memerlukan panas hidrasi rendah (struktur masif: dam, bendungan, dll)
  5. Tipe V (semen tahan sulfat): Digunakan untuk lingkungan yang memiliki kadar sulfat yang tinggi (footing, basement walls, etc). 
     Jenis semen yang sering digunakan sekarang ini adalah: ‘blended portland cement’. Disini disainer      dapat menentukan sendiri campuran semen yang diinginkan.



Kuat tekan beton akan meningkat dengan bertambahnya waktu. Yang digunakan sebagai ukuran kuat tekan beton adalah kekuatannya pada umur 28 hari. Untuk beton yang dibebani pada umur yang masih sangat muda, jika beton tsb cukup kuat maka kekuatan beton tsb masih dapat meningkat.



Efek dari temperatur pada saat curing terhadap kekuatan beton ditunjukkan pada gambar dibawah

Faktor lain yang mempengaruhi kekuatan beton (FC')

  1. Perbandingan semen terhadap agregat 
  2. Gradasi, tekstur permukaan, bentuk, kekuatan dan kekakuan agregat kasar 
  3. Ukuran maksimum agregat kasar 
  4. Menurut penelitian Walker dan Bloem (1960) kekuatan beton merupakan hasil dari: 
             (1) kekuatan mortar semen
             (2) lekatan antara mortar semen dengan agregat kasar 
             (3) kekuatan agregat kasar. 


b. Modulus Elastisitas (Ec)



     Modulus elastisitas beton adalah konstanta elastis dari material beton yang besarnya dapat ditentukan dari kurva hubungan tegangan-regangan yang merupakan kemiringan atau tangen dari kurva tsb. 
 Modulus awal, yaitu slope atau kemiringan kurva tegangan regangan di titik awal kurva (Ec)
 Modulus tangen, yaitu slope atau kemiringan di suatu titik singgung (tangen point)pada kurva tegangan regangan, misalkan pada kekuatan 50% dari kekuatan ultimate
 Modulus secan, yaitu garis yang menghubungkan titik awal kurva dengan titik lain pada kurva, misal titik dengan tegangan 0.5 fc ’ 
.
Modulus elastisitas yang tinggi berarti kekakuan beton tsb tinggi, sedang modulus elastisitas yang rendah berarti beton tsb bersifat lebih ductile 
Modulus elastisitas beton (berat normal) bervariasi antara 20000 sampai 30000 MPa, tergantung dari kuat tekannya. Modulus elastisitas juga dipengaruhi oleh karakteristik bahan penyusunnya terutama modulus elastisitas dari agregat kasarnya
Nilai Modulus Elastisitas: 
l Ec = wc 1.5 (0.043) √fc’ (SI Unit)
l Ec = wc 1.5 (33) √fc’ (Imperial Unit)
 Untuk beton normal, wc = 2320 kg/m3 (atau 145 lb/ft3 ):
 l Ec = 4700 √fc’ (SI Unit)
 l Ec = 57000 √fc’ (Imperial Unit)

c. Susut (Shrinkage)
Cara mengurangi susut: 
1. Gunakan air secukupnya pada campuran beton 
2. Permukaan beton harus terus dibasahi selama pengeringan berlangsung (curing) 
3. Pengecoran elemen besar (plat, dinding, dll) dilangsungkan secara bertahap 
4. Gunakan sambungan struktur untuk mengontrol lokasi retak 
5. Gunakan tulangan susut 
6. Gunakan agregat yang padat dan tidak berongga (porous

d. Rangkak (Creep)

Rangkak didefinisikan sebagai peningkatan regangan dengan bertambahnya waktu pada kondisi tegangan yang konstan. Pada struktur beton bertulang, rangkak akan menimbulkan deformasi yang permanen. 
  1.  Pada saat struktur dibebani, deformasi elastis akan langsung terjadi pada struktur. 
  2.  Pada saat mengalami beban ini, beton akan terus berdeformasi sejalan dengan waktu.  Deformasi tambahan ini disebut dengan rangkak atau plastic flow. 
  3.  Jika beban terus bekerja, deformasi akan terus bertambah, hingga deformasi akhir dapat  mencapai dua atau tiga kali deformasi elastis. 
  4.  Jika beban dipindahkan, struktur akan kehilangan deformasi elastisnya, tetapi hanya sebagian  kecil dari deformasi tambahan/ rangkak yang akan hilang. 
  5.  Sekitar 75% dari rangkak terjadi pada tahun pertama.
e. Kekuatan Tarik

Kuat tarik beton hanya berkisar antara 9-15% dari kuat tekannya, tergantung dari jenis test yang digunakan ketika pengujian. 
Kekuatan tarik (modulus of rupture): fr = PL/(bh2)

Kekuatan tarik belah – split test (tensile flexural strength): ft = 2P/(πLd)


Karakteristik Bahan Penyusun Beton
 Telah disebutkan sebelumnya bahwa beton merupakan campuran dari beberapa material.
 Karena beton merupakan suatu komponen yang dihasilkan dari interaksi mekanis dan kimiawi dari     material-material pembentuknya, maka sifat beton baik pada saat belum mengeras (fresh concrete)     maupun pada saat sudah mengeras (hardened concrete), amat dipengaruhi oleh karakteristik bahan      penyusunnya. 
 Oleh sebab itu, untuk memahami sifat beton, perlu dipelajari karakteristik dari masing-masing             material penyusunnya. 




4. SEMEN

      Semen yang akan dibahas disini adalah semen yang paling banyak dipakai yakni Semen Portland.

a. Sejarah nama
 Semen pada awalnya merupakan hasil percampuran batu kapurdan abu vulkanis. Pertama kali ditemukan di zaman kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli,dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu dinamai pozzuolana. 
 Kata semen sendiri berasal dari caementum (bahasa Latin),yang artinya kira-kira "memotong menjadi bagianbagian kecil takberaturan". 
 Meski sempat populer di zamannya, nenek moyang semen madein Napoli ini tak berumur panjang. Menyusul runtuhnya Kerajaan Romawi,sekitar abad pertengahan (tahun 1100 - 1500 M) resep ramuan pozzuolana sempat menghilang dari sejarah.
 Kemudian pada abad ke-18 (atau sekitar tahun 1700-an M), John Smeaton insinyur asal Inggris,menemukan kembali ramuan kuno berkhasiat luar biasa ini. Dia membuat adonandengan memanfaatkan campuran batu kapur dan tanah liat saat membangun menarasuar Eddystone di lepas pantai Cornwall, Inggris. 
 Tetapi, bukan Smeaton yang akhirnyamematenkan proses pembuatan cikal bakal semen ini. Joseph Aspdin, juga insinyur berkebangsaan Inggris, pada 1824 mengurus hak patenramuan, yang kemudian dia sebut semen portland. Dinamai begitu karena warnahasil akhir olahannya mirip tanah liat PulauPortland, Inggris. 
 Hasil rekayasa Aspdin inilah yang sekarang banyak terdapat di toko-toko bangunan.
 Semen portland adalah salah satu jenis semen hidrolik yang paling banyak digunakan untuk pekerjaan konstruksi beton, sedang yang dimaksud dengan semen hidrolik adalah semen yang akan mengeras jika bereaksi dengan air dan mempunyai kemampuan mengikat. 
 Bahan utama (raw materials) penyusun semen portland adalah kapur (CaO), silika (SiO2) serta oksida besi dan aluminium (Fe2O3 dan Al2O3)

b. Proses Pembentukan Semen


. Proses pembuatan semen :

1. Proses Penyiapan Bahan Baku 
2.Proses Pengolahan Bahan
3.Proses Pembakaran & Pendinginan
4. Proses PenggilinganAkhir
5. Proses Pengemasan(Packing)

Bahan baku Semen :
Bahan baku yang dipakai dalam Semen Portland adalah
1. Batu Kapur yakni susunan batu-batuan yang mengandung 50 % CaCO3
2. Tanah Liat(Clay) yakni tanah liat mempunyai rumus kimia 2SiO3.2H2O

Sedangkan bahan tambahan pembuatan semen :
1. Pasir besi (Fe2O3) atau Copper Slag (Fe.SiO3, Ca2Fe, CuO)
2. Pasirsilika(SiO2)
3. Limestone High Grade (CaCO3).


Komponen Utama Semen Portland adalah
Nama Senyawa
Senyawa Oksida
Simbol
Tricalsium silicate
3CaO.SiO2
C3S
Dicalcium silicate
2CaO.SiO2
C2S
Tricalcium aluminate
3CaO.Al2O3
C3A
Tetracalcium aluminoferrite
4CaO.Al2O3Fe2O3
C4AF

nb : Selain 4 senyawa utama diatas, semen portland juga mengandung senyawa-senyawa lain dalam jumlah kecil, seperti: MgO, TiO2, Mn2O3, K2O dan Na2O. Diantara senyawa minor tsb, dua senyawa minor yang harus menjadi perhatian adalah K2O (0.5-1.2%) dan Na2O (0.2-0.4%), senyawa ini disebut alkalis, bisa merusak bila melebihi kadarnya

Hidrasi semen portland

     Hidrasi adalah reaksi yang terjadi saat semen dicampur dengan air. Pada proses hidrasi terjadi reaksi kimia antara mineral semen dengan air, membentuk produk hidrasi yang membuat semen memiliki kemampuan mengikat. Proses hidrasi terjadi secara simultan antara komponen-komponen mineral yang terkandung dalam semen tapi dengan laju yang berbeda-beda.
1. Komposisi C3S dan C2S jumlahnya antara 70%-80% dari berat semen dan merupakan komponen utama dalam semen, kedua senyawa inilah yang menentukan sifat fisika dari semen dalam proses hidrasi.
2. Senyawa C3S jika terkena air akan cepat bereaksi dan menghasilkan panas. Senyawa C2S lebih lambat bereaksi dengan air dan hanya berpengaruh terhadap semen setelah umur 7 hari. C2S memberikan ketahanan terhadap serangan kimia dan mempengaruhi susut terhadap pengaruh panas akibat lingkungan.
  3.Reaksi hidrasi
                                                                      Untuk C3S: 
          2 C3S + 6 H C3S2H3+ 3 Ca(OH)2
Massa yang diperlukan dan dihasilkan:
100 + 24 75 + 49

Untuk C2S: 
                 2 C2S + 4 H C3S2H3+ Ca(OH)2
Massa yang diperlukan dan dihasilkan:
100 + 21 99 + 22

4. Dari reaksi hidrasi dapat dilihat bahwa C3S dan C2S memerlukan air dengan jumlah yang hampir sama(masing-masing 24% dan 21% dari beratnya) untuk bereaksi, tetapi C3S membebaskan kalsium hidroksida hampir dua setengah kali lipatbesarnya dari yang dibebaskan C2S.
5. Jika kandungan C3S lebih banyak maka akan terbentuk semen dengan kekuatan awal yang tinggiserta panas hidrasi yang tinggi pula, sedangkan
6. Jika kandungan C2S lebih banyak maka akan terbentuk semen dengan kekuatan awal yang rendah tapi memiliki ketahanan yang tinggi terhadap serangan kimia.
7. Senyawa ketiga, C3A walaupun jumlahnya relatif kecil tetapi pengaruhnya terhadap perilaku dan karakteristik semen menarik untuk diketahui. C3A bereaksi amat cepat dengan air dan menyebabkan pasta semen mengeras dengan cepat, fenomena ini sering disebut dengan flash set.Bahayanyasemen bisapecahkalaudiseranggaramsulfatdarilaut.
8. Untuk meghindari hal ini, maka ditambahkan gypsum pada saat proses pembuatan semen.Jumlah gypsum yang ditambahkan harus sedemikian sehingga setelah semua gypsum bereaksi hanya tersisa sedikit C3A. Kelebihan gypsum akan menyebabkan ekspansi yang mengakibatkan gangguan pada pasta semen


Panas hidrasi

Adalah panas yang timbul pada saat proses hidrasi, dinyatakan dalam kalori/gram. Panas hidrasi terlalu tinggi dapat menyebabkan keretakan thermal serta merupakan masalah bagi struktur beton berukuran besar atau yang memiliki kandungan semen yang tinggi.

Jenis Semen
Panas hidrasi yang dikeluarkan pada temperature : (Kalori/gram)
40C
240C
320C
410C
I
36,9
68
73,9
80
III
52,9
83,2
85,3
93,3
IV
25,7
46,6
45,8
51,2
Tabel Pengaruh temperatur lingkungan terhadap panas hidrasi setelah 72 jam

Senyawa
Panas hidrasi (Kalori/gram)
C3S
120
C2S
62
C3A
207
C4AF
100
Tabel Panas hidrasi yang dihasilkan dari senyawa utama semen


Total panas yang dihasilkan bergantung pada komposisi semennya. Untuk memperoleh jenis semen yang sesuai untuk suatu pekerjaan tertentu,perlu diketahui karakteristik panas hidrasi yang akan dihasilkan. Panas hidrasi dapat dikurangi dengan membatasi kandungan semen serta kontrol komposisi semen (misalnya, mengurangi kandunganC3A dan C3S)serta kontrol kehalusan semen.


Kehalusan Semen

1. Laju hidrasi bergantung pada kehalusan semen, makin tinggi kehalusan semen, makin cepat laju         hidrasinya dan makin cepat pengembangan kekuatan awal beton
2. Kehalusan semen yang tinggi akan mengurangi bleeding,yaitu naiknya air campuran ke permukaan
3.Tapi kehalusan semen yang tinggi juga akan menyebabkan pasta semen mempunyai kecenderungan     yang lebih besar untuk mengalami susut dan retak-retak

Jenis Semen Portland

Ada beberapa jenis semen berdasarkan komposisinya (ASTM C-150):

Tipe I (semen biasa/normal)
    Kandungan C3S 45-55% 
    Kandungan C3A 8-12%
    Kehalusan > 350-400 m2/kg

Tipe II (semen panassedang):
   Kandungan C3S 45-55%
   Kandungan C3A 5-7%
   Kehalusan > 300 m2/kg
   Ketahanan terhadap sulfat cukup baik
   Panas hidrasi tidak tinggi

Tipe III (semen cepat mengeras):
   Kandungan C3S >55%
   Kandungan C3A >12%
   Kehalusan > 500 m2/kg
   Laju pengerasan awal tinggi
   Untuk rasio air semen yang sama, penggunaan semen tipe III akan menghasilkan kuat        tekan 28    hari yang    lebih rendah dengan penggunaan semen tipe1
   Tidak baik untuk beton mutu tinggi

Tipe IV (semen panasrendah):
   Kandungan C3S maks 35%
   Kandungan C3A maks 7%
   Kandungan C2S 40-50 %
   Kehalusan butir lebih kasar dari tipe I
   Digunakan bila menginginkan panas hidrasi yang rendah

Tipe V (semen tahansulfat):
   Kandungan C3S 45-55%
   Kandungan C3A <5%
   Kehalusan > 300 m2/kg
   Panas hidrasi rendah
   Ketahanan terhadap sulfat tinggi
   Laju pengerasan rendah


Istilah fisik dalam proses hidrasi

Setting/waktu pengikatan

Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan oleh semen untuk mengeras darisaat bereaksi dengan air     sampai menjadi pasta semen hinggacukup kaku menahan tekanan. Waktu ikat dibagi 2 tahap:

     1) waktu ikat awal, dimulai pada saat pasta semen kehilangan workabilitasnya tapi belum benar-             benar mengeras
     2) waktu ikat akhir, menandakan saat ketika pasta semen baru saja mengeras seluruhnya. Saat ini             juga merupakan awal dari proses pengembangan kekuatan beton

Waktu ikat awal yang panjang dibutuhkan bila pelaksanaan pekerjaan beton membutuhkan waktu       cukup lama sebelum bisa ditempatkan pada cetakannya, selama itu campuran beton dijaga untuk         tidak kehilangan workabilitasnya.
Dua senyawa semen yang paling cepat bereaksi dengan air adalah C3A dan C3S, reaksinya akan         menentukan waktu ikat awal.



Jenis Semen Lainnya :

WATER PROOFED CEMENT
Water proofed cement adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan“Water proofing agent”, dalam jumlah yang kecil seperti: Calcium, Aluminium, atau logam stearat lainnya. Semen ini banyak dipakai untuk konstruksi beton yang berfungsi menahan tekanan hidrostatis, misalnya tangki penyimpanan cairan kimia.

WHITE CEMENT (SEMEN PUTIH)
Semen putih dibuat untuk tujuan dekoratif, bukan untuk tujuan konstruktif. Pembuatan semen ini membutuhkan persyaratan bahan baku dan proses pembuatan yang khusus, seperti misalnya bahan mentahnya mengandung oksida besi dan oksidamanganese yang sangat rendah (dibawah 1 %).

HIGH ALUMINA CEMENT
High Alumina cement dapat menghasilkan beton dengan kecepatan pengerasan yang cepat dan tahan terhadap serangan sulfat, asam akan tetapi tidak tahan terhadap serangan alkali. Semen tahan api juga dibuat dari High Alumina Cement, semen ini juga mempunyai kecepatan pengerasan awal yang lebih baik dari semen Portland tipe III. Bahan baku semen ini terbuat dari batu kapur dan bauxite, sedangkan penggunaannya seperti Heat resistance concrete, Corrosion resistance concrete

SEMEN ANTI BAKTERI
Semen anti bakteri adalah campuran yang homogen antara semen Portland dengan“anti bacterial agent”seperti germicide. Bahan tersebut ditambahkan pada semen Portland untuk“Self Desinfectant ” beton terhadap serangan bakteri dan jamur yang tumbuh. Sedangkan sifat-sifat kimia dan fisiknya hampir sama dengan semen Portland tipe I. Penggunaan semen anti bakteri antara lain :
Kamar mandi
Kolam-kolam
Lantai industri makanan
Keramik
Bangunan dimana terdapat jamur pathogenic dan bakteri

OIL WELL CEMENT
Oil well cement adalah semen Portland semen yang dicampur dengan bahan retarder khusus seperti asam borat, casein, lignin, gula atau organic hidroxidacid. Fungsi dari retarder disini adalah untuk mengurangi kecepatan pengerasan semen, sehingga adukan dapat dipompakan ke dalam sumur minyak atau gas.
Pada kedalaman1800 sampai dengan 4900 meter tekanan dan suhu di dasar sumur minyak tinggi. Karena pengentalan dan pengerasan semen itu dipercepat oleh kenaikan temperature dan tekanan, maka semen yang mengental dan mengeras secara normal tidak dapat digunakan pada pengeboran sumur yang dalam


BLENDED CEMENT (SEMEN CAMPUR)
Semen campur dibuat karena dibutuhkannya sifat-sifat khusus yang tidak dimiliki oleh semen portland. Untuk mendapatkan sifat khusus tersebut diperlukan material lain sebagai pencampur . Jenissemen campur:
Semen Portland Pozzolan(SPP)
Portland Blast Furnace Slag Cement
Semen Mosonry
Semen Portland Campur(SPC)





No comments:

Post a Comment