Monday 12 September 2016

Material Beton 2



Haloo semua, nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012. Sekarang saya sedang kuliah di prodi S1 Teknik Kelautan Institut Teknologi Bandung. Postingan ini merupakan bagian dari mata kuliah KL 2105 "Bahan Bangunan Laut" dengan dosen Alamsyah Kurniawan.

Sekarang saya tidak akan membahas topik beton secara keseluruhan lagi, melainkan beberapa karakteristik penilaian bahan penyusun beton berdasarkan beberapa standar nasional dan internasional.

a.       Agregat
Agregat adalah bahan tambahan yang turut menjadi campuran beton. Agregat terdiri dari dua jenis berdasarkan ukuran, yaitu :
1.       Agregat halus (pasir) dan
2.       Agregat kasar (kerikil/batuan pecah).

Menurut ASTM ( American System for Teting Material ), agregat kasar memiliki ukuran lebih besar dari 4,75 mm. Sedangakan agregat halus memiliki ukuran kecil sama dengan 4,75 mm

Beberapa Standar yang dipakai dalam uji Agregat adalah
1.       SNI = Standar Nasional Indonesia
2.       ASTM = American System for Teting Material
3.       AS = Australian Standart

Uji Aggregat

Sifat - sifat agregat

Keutamaan

Pengujian

Persyaratan

Gradasi (Distribusi ukuran)

Kelecakan dan ekonomis

Distribusi ukuran partikel dengan
penyaringan kering
(SNI 03-1968-1990)
(ASTM C136-1992)

Agregat halus :
Memenuhi batas -
batas yang ditetapkan
dan variasinya tidak
melebihi deviasi
yang diijinkan.
(ASTM C33-90)

Agregat kasar:
Memenuhi batas-
batas yang ditetapkan
dan variasinya tidak
melebihi deviasi yang diijinkan.
(ASTM C33-90)

Abrasi
Indeks mutu; terutama untuk
platform bongkar
muat, perkerasan

SNI 03 -2417-2008
(ASTM C131-1989)

Agregat Kasar ≤ 40%
(ASTM C33-90)

Soundness (Kekekalan)

Kekuatan dan
Durabilitas

SNI 03 -3407 -2008)
(ASTM C88 - 1990)

Soundness (Kekekalan), Kekuatan dan Durabilitas
SNI 03-3407-2008)
(ASTM C88-1990)


Agregat Halus ≤ 10%
Agregat Kasar ≤ 12%
(ASTM C33-90)

Reaktifitas reaksi
agregat alkali

Stabilitas Kimiawi
Beton

Reaktifitas alkali
potensial dengan metode mortar bar
(ASTM C227-1990)

Ekspansi prisma uji kurang dari 0,13 % pada umur 3bulan atau 0,10 % pada umur 6 bulan
 (AS 2758.1)

Reaktifitas potensial
agregat (metoda kimia)
(ASTM C289-1987)

Masuk dalam batasan
Daerah yang tidak
berbahaya pada kurva reduksi alkalinitas vs
silika larut
 (ASTM C289-1987)

Reaktifitas kotoran
dan material berbahaya

Pengerasan beton

Kotoran organic selain
dari gula
ASTM C40-92
(SNI 03-2816-1992)

Warna yang dihasilkan dari
pengujian tidak boleh terlalu pekat dari warna standard dari zat referensi
(ASTM C40-92)

Gula (AS 1141, section
35)

Jumlah gula dalam agregat kurang
dari 1 bagian dalam
10000 (100 ppm)
(AS 2758.1)

Kelecakan dan Kontrol Air Campuran

Material lebih halus
dari 75 μm (Saringan No. 200) dalam agregat (dengan metoda
pencucian)
(ASTM C117-90 )
(SNI 03 - 4142-1996)

Agregat Kasar:
Kuantitas material halus kurang dari 75μ
M dan tidak boleh lebih dari 1%.

Agregat Halus:
Kuantitas material halus kurang dari 75μ m dan tidak boleh lebih dari 5%

(ASTM C33-90)

Kekuatan
Partikel ringan (AS 1141, section31)
(SNI 03-3416-1994)
(ASTM C123-1990)

Kecuali agregat ringan, material dengan kerapatan partikel kurang dari 2000 kg/m3 tidak boleh melebihi 0,5% dari massa dalam agregat kasar dan 1% dari massa agregat halus

Reaktifitas Garam-
Garam yang dapat
larut

Stabilitas Kimiawi Beton


Agregat yang mengandung garam
sulfide atau sulfat
dalam proporsi yang
menghasilkan kadar
sulfat beton melebihi
5% darimasa semen
portland tidak dapat
digunakan.
Agregat yang mengandung garam
- garam khlorida
dalam proporsi yang
menghasilkan kadar
khlorida total pada b
eton melebihi 0.4%
dari masa semen tidak dapat digunakan
(AS 2758.1)


b.      Air campuran beton
Menurut British Standart , air tidak memenuhi syarat sebagai air campuran beton, jika:
1.       Kekuatan tekan beton pada umur 7 dan 28 hari  < 90% kekuatan beton yang menggunakan air standar. (BS 3148:1980)
2.       Perbedaan waktu pengikatan awal campuran beton > 30 menit dibanding waktu pengikatan awal beton yang menggunakan air standar. (BS 3148:1980)

Sementara menurut Spesifikasi AS (Australian Standart) 1379 :
Aspek
Komentar
Persyaratan Spesifikasi AS 1379

Solid dalam Suspensi
Jika kandungan solid dalam air melebihi 2000 ppm , disarankan untuk diadakan
pengujian

Total solid yang larut , dibatasi
Maksimum 3000 mg/L

Bahan Organik
Berpengaruh kurang baik pada
Kekuatan. Dapat mencegah
Setting (khususnya gula). Rumput laut dalam air dapat
Menyebabkan kuat tekan beton menurun secara
signifikan.

Gula, dibatasi maksimum
100 mg/L

Garam - garam Klorida
yang  larut

Dapat mempercepat waktu
setting( waktu yang diperlukan
sejak pertama adukan beton
ditambah air sampai reaksi
semen air mulai mengeras)
tapi mengurangi kekuatan
jangka panjang dan merusak
durabilitas jika digunakan pada beton bertulang dan beton prategang

Khlorida (CL-), dibatasi maksimum 500 mg/L

Garam-garam Sulfat yang
larut

Biasanya tidak berpengaruh
signifikan jika konsentrasinya
< 1000 ppm

Sulfat (SO3), dibatasi maksimum 800 mg/L

Alkali karbonat dan  Bikarbonat larut

Campuran sodium karbonat
Sampai 2000 ppm masih
aman. Pengujian disarankan
jika kadar alkali karbonat
melebihi 1000 ppm. Mempengaruhi waktu ikat dan
kekuatan, dapat memicu reaksi alkali agregat pada
beton.

Sodium ekivalen, dibatasi
Maksimum 300 mg/L

Air Asam
Air yang sedikit asam bukan
merupakan suatu masalah
(semen bersifat alkalin tinggi
yang dapat menetralisir asam)
tetapi material yang menyebabkan keasaman
dapat menjadi masalah ( contohnya sulfida, bahan-bahan organic yang membusuk, dll.)

PH >  5.0
Sulfida (S) ≤ 100 mg/L


Setelah membicarakan tentang standar bahan penyusun beton, perlu diadakan suatu uji untuk kekenyalan beton. Metode yang sering digunakan adalah Slump Test.


Gambar 1.1. Slump Test pada beton

Tabel 1.1. Ukuran Workabilitas Beton Menurut Slump Test
Description of  Workabillity
Slump
mm
In
No Slump
0
0
Very low
5 – 10
¼ - ½
Low
15 – 30
¾ - 1¼
Medium
35 – 75
1½ - 3
High
80 – 155
3¼ - 6
Very high
160 to collapse
6 ¼ to collapse









Tabel 1.2.  Klasifikasi menurut European Standart ENV 206 : 1992

Classification of Workability
Slum (mm)
S1
10 – 40
S2
50 – 90
S3
100 - 150
S4
>= 160

Kriteria Slump Test yang disyaratkan oleh berbagai konstruksi menurut ACI (American Civil Institute) :
Jenis Konstruksi
Slump (mm)
Maksimum
Minimum
Dinding penahan dan pondasi
76,2
25,4
Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding substruktur
76,2
25,4
Balok dan dinding beton
101,6
25,4
Kolom structural
101,6
25,4
Perkerasan dan slab
76,2
25,4
Beton massal
50,8
25,4


No comments:

Post a Comment