Haloo semua, nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012.
Sekarang saya sedang kuliah di prodi S1 Teknik Kelautan Institut Teknologi
Bandung. Postingan ini merupakan bagian dari mata kuliah KL 2105 "Bahan
Bangunan Laut" dengan dosen Alamsyah Kurniawan.
Sekarang saya tidak akan membahas topik beton secara
keseluruhan lagi, melainkan beberapa karakteristik penilaian bahan penyusun
beton berdasarkan beberapa standar nasional dan internasional.
a. Agregat
Agregat adalah bahan tambahan yang turut
menjadi campuran beton. Agregat terdiri dari dua jenis berdasarkan ukuran,
yaitu :
1.
Agregat halus (pasir) dan
2.
Agregat kasar (kerikil/batuan pecah).
Beberapa
Standar yang dipakai dalam uji Agregat adalah
1.
SNI = Standar
Nasional Indonesia
2.
ASTM = American
System for Teting Material
3.
AS =
Australian Standart
Uji Aggregat
Sifat - sifat agregat
|
Keutamaan
|
Pengujian
|
Persyaratan
|
Gradasi (Distribusi ukuran)
|
Kelecakan dan ekonomis
|
Distribusi ukuran partikel dengan
penyaringan kering
(SNI 03-1968-1990)
(ASTM C136-1992)
|
Agregat halus :
Memenuhi batas -
batas yang ditetapkan
dan variasinya tidak
melebihi deviasi
yang diijinkan.
(ASTM C33-90)
Agregat kasar:
Memenuhi batas-
batas yang ditetapkan
dan variasinya tidak
melebihi deviasi yang diijinkan.
(ASTM C33-90)
|
Abrasi
|
Indeks mutu; terutama untuk
platform bongkar
muat, perkerasan
|
SNI 03 -2417-2008
(ASTM C131-1989)
|
Agregat Kasar ≤ 40%
(ASTM C33-90)
|
Soundness (Kekekalan)
|
Kekuatan dan
Durabilitas
|
SNI 03 -3407 -2008)
(ASTM C88 - 1990)
|
Soundness (Kekekalan), Kekuatan dan Durabilitas
SNI 03-3407-2008)
(ASTM C88-1990)
Agregat Halus ≤ 10%
Agregat Kasar ≤ 12%
(ASTM C33-90)
|
Reaktifitas reaksi
agregat alkali
|
Stabilitas Kimiawi
Beton
|
Reaktifitas alkali
potensial dengan metode mortar bar
(ASTM C227-1990)
|
Ekspansi prisma uji kurang dari 0,13 % pada umur 3bulan atau 0,10 %
pada umur 6 bulan
(AS 2758.1)
|
Reaktifitas potensial
agregat (metoda kimia)
(ASTM C289-1987)
|
Masuk dalam batasan
Daerah yang tidak
berbahaya pada kurva reduksi alkalinitas vs
silika larut
(ASTM C289-1987)
|
||
Reaktifitas kotoran
dan material berbahaya
|
Pengerasan beton
|
Kotoran organic selain
dari gula
ASTM C40-92
(SNI 03-2816-1992)
|
Warna yang dihasilkan dari
pengujian tidak boleh terlalu pekat dari warna standard dari zat
referensi
(ASTM C40-92)
|
Gula (AS 1141, section
35)
|
Jumlah gula dalam agregat kurang
dari 1 bagian dalam
10000 (100 ppm)
(AS 2758.1)
|
||
Kelecakan dan Kontrol Air Campuran
|
Material lebih halus
dari 75 μm (Saringan No. 200) dalam agregat (dengan metoda
pencucian)
(ASTM C117-90 )
(SNI 03 - 4142-1996)
|
Agregat Kasar:
Kuantitas material halus kurang dari 75μ
M dan tidak boleh lebih dari 1%.
Agregat Halus:
Kuantitas material halus kurang dari 75μ m dan tidak boleh lebih dari
5%
(ASTM C33-90)
|
|
Kekuatan
|
Partikel ringan (AS 1141, section31)
(SNI 03-3416-1994)
(ASTM C123-1990)
|
Kecuali agregat ringan, material dengan kerapatan partikel kurang dari
2000 kg/m3 tidak boleh melebihi 0,5% dari massa dalam agregat kasar dan 1%
dari massa agregat halus
|
|
Reaktifitas Garam-
Garam yang dapat
larut
|
Stabilitas Kimiawi Beton
|
Agregat yang mengandung garam
sulfide atau sulfat
dalam proporsi yang
menghasilkan kadar
sulfat beton melebihi
5% darimasa semen
portland tidak dapat
digunakan.
Agregat yang mengandung garam
- garam khlorida
dalam proporsi yang
menghasilkan kadar
khlorida total pada b
eton melebihi 0.4%
dari masa semen tidak dapat digunakan
(AS 2758.1)
|
b. Air campuran beton
Menurut British
Standart , air tidak memenuhi syarat sebagai air campuran beton, jika:
1.
Kekuatan tekan beton pada umur 7 dan 28 hari < 90% kekuatan beton yang menggunakan air
standar. (BS 3148:1980)
2.
Perbedaan waktu pengikatan awal campuran beton >
30 menit dibanding waktu pengikatan awal
beton yang menggunakan air standar. (BS 3148:1980)
Aspek
|
Komentar
|
Persyaratan
Spesifikasi AS 1379
|
Solid dalam Suspensi
|
Jika kandungan solid dalam air melebihi 2000 ppm , disarankan untuk diadakan
pengujian
|
Total solid yang larut , dibatasi
Maksimum 3000 mg/L
|
Bahan Organik
|
Berpengaruh kurang baik pada
Kekuatan. Dapat mencegah
Setting (khususnya gula). Rumput laut dalam air dapat
Menyebabkan kuat tekan beton menurun secara
signifikan.
|
Gula, dibatasi maksimum
100 mg/L
|
Garam - garam Klorida
yang larut
|
Dapat mempercepat waktu
setting( waktu yang diperlukan
sejak pertama adukan beton
ditambah air sampai reaksi
semen air mulai mengeras)
tapi mengurangi kekuatan
jangka panjang dan merusak
durabilitas jika digunakan pada beton bertulang dan beton prategang
|
Khlorida (CL-), dibatasi maksimum 500 mg/L
|
Garam-garam Sulfat yang
larut
|
Biasanya tidak berpengaruh
signifikan jika konsentrasinya
< 1000 ppm
|
Sulfat (SO3), dibatasi maksimum 800 mg/L
|
Alkali karbonat dan Bikarbonat
larut
|
Campuran sodium karbonat
Sampai 2000 ppm masih
aman. Pengujian disarankan
jika kadar alkali karbonat
melebihi 1000 ppm. Mempengaruhi waktu ikat dan
kekuatan, dapat memicu reaksi alkali agregat pada
beton.
|
Sodium ekivalen, dibatasi
Maksimum 300 mg/L
|
Air Asam
|
Air yang sedikit asam bukan
merupakan suatu masalah
(semen bersifat alkalin tinggi
yang dapat menetralisir asam)
tetapi material yang menyebabkan keasaman
dapat menjadi masalah ( contohnya sulfida, bahan-bahan organic yang membusuk,
dll.)
|
PH > 5.0
Sulfida (S) ≤ 100 mg/L
|
Setelah membicarakan tentang standar bahan penyusun beton, perlu
diadakan suatu uji untuk kekenyalan beton. Metode yang sering digunakan adalah Slump Test.
Gambar 1.1. Slump Test pada beton
Tabel 1.1. Ukuran Workabilitas
Beton Menurut Slump Test
Description of Workabillity
|
Slump
|
|
mm
|
In
|
|
No
Slump
|
0
|
0
|
Very
low
|
5
– 10
|
¼
- ½
|
Low
|
15
– 30
|
¾
- 1¼
|
Medium
|
35
– 75
|
1½
- 3
|
High
|
80
– 155
|
3¼
- 6
|
Very
high
|
160
to collapse
|
6
¼ to collapse
|
Tabel 1.2. Klasifikasi menurut European Standart ENV 206 : 1992
Classification of Workability
|
Slum (mm)
|
S1
|
10 – 40
|
S2
|
50 – 90
|
S3
|
100 - 150
|
S4
|
>= 160
|
Kriteria Slump Test yang disyaratkan oleh berbagai
konstruksi menurut ACI (American
Civil Institute) :
Jenis Konstruksi
|
Slump (mm)
|
|
Maksimum
|
Minimum
|
|
Dinding penahan dan pondasi
|
76,2
|
25,4
|
Pondasi sederhana, sumuran, dan dinding substruktur
|
76,2
|
25,4
|
Balok dan dinding beton
|
101,6
|
25,4
|
Kolom structural
|
101,6
|
25,4
|
Perkerasan dan slab
|
76,2
|
25,4
|
Beton massal
|
50,8
|
25,4
|
No comments:
Post a Comment