Praktikum No.11 : Pengujian Kekuatan Hancur Beton
Praktikum kali ini adalah uji tekan beton pada usia 7 hari. Beton yang diuji adalah K-250 yang artinya memiliki kuat tekan 25 MPa atau 250 kg/cm2
Tujuan
Menentukan kekuatan tekan beton yang telah mengalami
curring dan capping terlebih dahulu.
Alat dan Bahan
Alat :
1.
Universal
Testing Machine (UTM) dengan kapasitas 100 ton
Bahan :
1. Dua
buah Beton silider
Prosedur Penelitian
1. Ambil
beton silinder dari tempat perawatan
2. Letakkan
benda uji pada mesin tekan secara sentris
Gambar 1.1 Peletakan beton silinder dalam UTM
3. Jalankan
mesin uji tekan. Tekanan harus dinaikkan berangsur-angsur dengan kecepatan
berkisar antara 4 kg/cm2 sampai 6 kg/cm2
Gambar 1.2. Pengukuran tekanan pada UTM
4. Lakukan
pembebanan sampai benda uji hancur dan catatlah beban maksimum yang didapat
benda uji selama test,
Gambar 1.3. Beton setelah mengalami uji tekan
5. Lakukan
langkah 1-4 sebanyak 2 kali (pada 2 beton silinder)
Analisis dan Hasil
Kuat tekan beton (N/mm2) = P/A
P = Gaya maksimum (N)
A = Luas permukaan beton (mm2)
Dalam perhitungan kali ini ditambahkan nilai koefisien. Penambahan ini disebabkan karena kuat tekan beton maksimal berada pada umur 28 hari. Maka pada uji tekan pada umur selain 28 hari diberikan faktor koefisien, sehingga
Keterangan :
umur 3 hari , koefisiennya 0.4
umur 7 hari , koefisiennya 0.65
umur 14 hari , koefisiennya 0.88
umur 28 hari , koefisiennya 1
Dilihat dari perhitungan diatas, nilai rata-rata kekuatan beton yang diuji adalah 17. 67 MPa. Terdapat perbedaan hasil uji dengan hasil yang diharapkan (teoritis) yakni 25 MPa. Beberapa faktor yang bisa mempengaruinya adalah :
1. Kurang teliti dalam perhitungan awal.
2. Kesalahan/ error dalam menyampurkan mix design (adukan bahan kurang padat) atau komposisinya yang kurang tepat
3. Adanya penambahan air dalam pembuatan beton silinder (2 kg)
4. Nilai koefiesien yang tidak mungkin sama bagi semua beton
5. Kurang ketelitian dalam melihat nilai uji tekan pada UTM.
No comments:
Post a Comment