Monday 29 August 2016

Pendahuluan

Halo.. nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012, sekarang sedang kuliah di Program Studi Teknik Kelautan S1 Institut Teknologi Bandung. Postingan ini sebenarnya adalah bagian dari mata kuliah "Bahan Bangunan Laut" KL2105.


Pada kesempatan ini, saya akan berbagi beberapa topik penting seputar dunia Teknik Kelautan .Outline dari materi nya adalah :


1. Bangunan Lepas Pantai
2. Bangunan Pantai
3. Kerusakan pada bangunan Laut
4. Gambaran Fisik Material Bangunan Laut
    – Gambar Material Uji di lab
    – Gambar Material Bangunan Lepas Pantai di Yard
    – Gambar Alat Untuk Perbaikan material bawah laut
5. Contoh pekerjaan pemilihan material bangunan laut: Studi kasus Pipa Bawah Laut               BP Tangguh


A. BANGUNAN LEPAS PANTAI



Gambar 1.1. Jenis bangunan lepas pantai berdasarkan kedalamannya.


B. BANGUNAN PANTAI


Gambar 1.2. Gambar sistem Breakwater

Pemecah gelombang (Breakwater) dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.


Gambar 1.3. Jalan di pinggir pantai

       Bentuknya sudah dimodifikasi menjadi setengah lingkaran agar dapat berfungsi juga sebagai penahan kekuatan gelombang laut.



Gambar 1.4. Jetty 

      Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir. 



Gambar 1.5 Sea Wall

       Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai pelindung/ penahan terhadap kekuatan gelombang.



C. KERUSAKAN PADA BANGUNAN LAUT
     
        Ada banyak faktor yang membuat kerusakan pada bangunan laut. Faktor utama yang membuatnya adalah lingkungan laut itu sendiri yang bersifat korosif. Air laut memiliki sifat korosifitas yang sangat agresif yang disebabkan oleh  : 

       - Laut merupakan elektrolit yang memiliki sifat konduktivitas tinggi 
       - Kandungan oksigen terlarut cukup tinggi
       - Temperatur permukaan laut umumnya tinggi 
       - Ion klorida pada air laut merupakan ion agresif
    


Secara umum, peristiwa pengikisan suatu bahan/permukaan dapat dibagi menjadi seperti berikut :

1. Abrasi
    Ausnya permukaan beton yang disebabkan oleh hantaman gelombang yang mengandung pasir, kerikil atau benda padat lainnya.

2.  Erosi 
    Kerusakan permukaan beton yang disebabkan oleh air, angin, hujan dan proses mekanik lainnya yang menyebabkan ausnya permukaan. Ketahanan terhadap erosi dan abrasi amat dipengaruhi oleh kualitas beton, properti/kualitas dari permukaan beton dan kekuatan dan kekerasan, agregat kasar.

3. Kavitasi
    Kerusakan permukaan beton yang diakibatkan hantaman air berkecepatan tinggi yang memiliki gelembung udara dan kemudian pecah dengan kecepatan tinggi pada saat membentur permukaan beton. Ketahanan terhadap kavitasi amat dipengaruhi oleh kualitas beton, lekatan antara agregat kasar dan pasta semen serta ukuran maksimum agregat kasar


Pola retakan pada beton juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis :

1. Crazing 
    Adalah pola dari retak-retak halus yang tidak menembus jauh kebawah permukaan dan umumnya hanya merupakan masalah kosmetik. Retak-retak ini hampir tidak tampak kecuali ketika permukaan beton baru saja mengering setelah dibasahi.



2. Plastic shrinkage cracking 
      Ketika air yang menguap dari permukaan beton yang baru dicor lebih cepat dari air yang dihasilkan dalam proses bleeding, maka permukaan beton akan menyusut. Karena adanya restrain dari beton dibawah lapisan permukaan yang mengering, timbul tegangan tarik pada beton yang masih lemah dan baru mulai mengeras, hal ini mengakibatkan retak-retak dangkal dengan berbagai variasi kedalaman. Kadang lebar retak-retak dipermukaan beton cukup besar.


3. Drying shrinkage 
    Karena hampir semua beton mempunyai campuran air lebih besar dari yang dibutuhkan untuk proses hidrasi, air yang tersisa tsb akan menguap, mengakibatkan beton menyusut. Restrain terhadap susut oleh tulangan atau bagian lain struktur menyebabkan timbulnya tegangan tarik pada beton yang mengeras. Restrain terhadap drying shrinkage adalah penyebab retak yang paling umum pada beton. Pada kebanyakan aplikasi, drying shrinkage tidak bisa dihindari.




4. Thermal shrinkage
    Kenaikan temperatur diakibatkan oleh panas yang dibebaskan pada proses hidrasi. Ketika interior beton mengalami kenaikan temperatur dan mengembang, permukaan beton mungkin sedang mengalami pendinginan. Jika perbedaan temperatur ini terlalu jauh, maka akan timbul tegangan tarik yang akan mengakibatkan retak-retak thermal pada permukaan beton. Lebar dan kedalaman retak tergantung pada perbedaan temperatur serta karakteristik fisik beton dan tulangan.