Halo.. nama saya Elicohen Dima Sagala NIM 15515012, sekarang sedang kuliah di Program Studi Teknik Kelautan S1 Institut Teknologi Bandung. Postingan ini sebenarnya adalah bagian dari mata kuliah "Bahan Bangunan Laut" KL2105.
Pada kesempatan ini, saya akan berbagi beberapa topik penting seputar dunia Teknik Kelautan .Outline dari materi nya adalah :
1. Bangunan Lepas Pantai
2. Bangunan Pantai
3. Kerusakan pada bangunan Laut
4. Gambaran Fisik Material Bangunan Laut
– Gambar Material Uji di lab
– Gambar Material Bangunan Lepas Pantai di Yard
– Gambar Alat Untuk Perbaikan material bawah laut
5. Contoh pekerjaan pemilihan material bangunan laut: Studi kasus Pipa Bawah Laut BP Tangguh
A. BANGUNAN LEPAS PANTAI
Gambar 1.1. Jenis bangunan lepas pantai berdasarkan kedalamannya.
B. BANGUNAN PANTAI
Gambar 1.2. Gambar sistem Breakwater
Pemecah gelombang (Breakwater) dibangun sebagai salah satu bentuk perlindungan pantai terhadap erosi dengan menghancurkan energi gelombang sebelum sampai ke pantai, sehingga terjadi endapan dibelakang bangunan. Endapan ini dapat menghalangi transport sedimen sepanjang pantai.
Gambar 1.3. Jalan di pinggir pantai
Bentuknya sudah dimodifikasi menjadi setengah lingkaran agar dapat berfungsi juga sebagai penahan kekuatan gelombang laut.
Gambar 1.4. Jetty
Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakan di kedua sisi muara sungai yang berfungsi untuk mengurangi pendangkalan alur oleh sedimen pantai. Selain untuk melindingi alur pelayaran, jetty juga dapat digunakan untuk mencegah pendangkalan dimuara dalam kaitannya dengan pengendalian banjir.
Gambar 1.5 Sea Wall
Seawall juga dapat dikatakan sebagai dinding banjir yang berfungsi sebagai pelindung/ penahan terhadap kekuatan gelombang.
C. KERUSAKAN PADA BANGUNAN LAUT
Ada banyak faktor yang membuat kerusakan pada bangunan laut. Faktor utama yang membuatnya adalah lingkungan laut itu sendiri yang bersifat korosif. Air laut memiliki sifat korosifitas yang sangat agresif
yang disebabkan oleh :
- Laut merupakan elektrolit yang memiliki sifat
konduktivitas tinggi
- Kandungan oksigen terlarut cukup tinggi
- Temperatur permukaan laut umumnya tinggi
- Ion klorida pada air laut merupakan ion
agresif
Secara umum, peristiwa pengikisan suatu bahan/permukaan dapat dibagi menjadi seperti berikut :
1. Abrasi
Ausnya permukaan beton yang
disebabkan oleh hantaman gelombang yang
mengandung pasir, kerikil atau benda padat
lainnya.
2. Erosi
Kerusakan permukaan beton yang disebabkan
oleh air, angin, hujan dan proses mekanik
lainnya yang menyebabkan ausnya permukaan.
Ketahanan terhadap erosi dan abrasi amat
dipengaruhi oleh kualitas beton,
properti/kualitas dari permukaan beton dan
kekuatan dan kekerasan, agregat kasar.
3. Kavitasi
Kerusakan permukaan beton yang diakibatkan
hantaman air berkecepatan tinggi yang
memiliki gelembung udara dan kemudian
pecah dengan kecepatan tinggi pada saat
membentur permukaan beton.
Ketahanan terhadap kavitasi amat dipengaruhi
oleh kualitas beton, lekatan antara agregat
kasar dan pasta semen serta ukuran
maksimum agregat kasar
Pola retakan pada beton juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis :
1. Crazing
Adalah pola dari retak-retak halus yang tidak menembus
jauh kebawah permukaan dan umumnya hanya
merupakan masalah kosmetik. Retak-retak ini hampir
tidak tampak kecuali ketika permukaan beton baru saja
mengering setelah dibasahi.
2. Plastic shrinkage cracking
Ketika air yang menguap dari permukaan beton yang baru dicor lebih
cepat dari air yang dihasilkan dalam proses bleeding, maka permukaan
beton akan menyusut. Karena adanya restrain dari beton dibawah
lapisan permukaan yang mengering, timbul tegangan tarik pada beton
yang masih lemah dan baru mulai mengeras, hal ini mengakibatkan
retak-retak dangkal dengan berbagai variasi kedalaman. Kadang lebar
retak-retak dipermukaan beton cukup besar.
3. Drying shrinkage
Karena hampir semua beton mempunyai campuran air lebih besar dari
yang dibutuhkan untuk proses hidrasi, air yang tersisa tsb akan
menguap, mengakibatkan beton menyusut. Restrain terhadap susut
oleh tulangan atau bagian lain struktur menyebabkan timbulnya
tegangan tarik pada beton yang mengeras. Restrain terhadap drying
shrinkage adalah penyebab retak yang paling umum pada beton. Pada
kebanyakan aplikasi, drying shrinkage tidak bisa dihindari.
4. Thermal shrinkage
Kenaikan temperatur diakibatkan oleh panas yang dibebaskan pada proses
hidrasi. Ketika interior beton mengalami kenaikan temperatur dan
mengembang, permukaan beton mungkin sedang mengalami pendinginan.
Jika perbedaan temperatur ini terlalu jauh, maka akan timbul tegangan tarik
yang akan mengakibatkan retak-retak thermal pada permukaan beton.
Lebar dan kedalaman retak tergantung pada perbedaan temperatur serta
karakteristik fisik beton dan tulangan.